Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

PENGERTIAN PEMBELAJARAN TEMATIK, MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK, DAN PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU


Pengertian Pembelajaran Tematik


Apa yang dimaksud PembelajaranTematik atau Pengertian Pembelajaran Tematik? Pembelajaran tematik merupakan salahsatu model pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapamata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna bagi pesertadidik. Pembelajaran terpadu didefinisikan sebagai pembelajaran yangmenghubungkan berbagai gagasan, konsep, keterampilan, sikap, dan nilai, baikantar mata pelajaran maupun dalam satu mata pelajaran.Pembelajaran tematik memberipenekanan pada pemilihan suatu tema yang spesifik yang sesuai dengan materipelajaran, untuk mengajar satu atau beberapa konsep yang memadukan berbagaiinformasi.


Pembelajarantematik berdasar pada filsafat konstruktivisme yang berpandangan bahwa pengetahuanyang dimiliki peserta didik merupakan hasil bentukan peserta didik sendiri. Pesertadidik membentuk pengetahuannya melalui interaksi dengan lingkungan, bukan hasilbentukan orang lain. Proses pembentukan pengetahuan tersebut berlangsung secaraterus menerus sehingga pengetahuan yang dimiliki peserta didik menjadi semakinlengkap.

 

Pengertian Pembelajaran Tematik, Model Pembelajaran Tematik, dan Pembelajaran Tematik Terpadu


Pembelajarantematik menekankan pada keterlibatan peserta didik secara aktif dalam prosespembelajaran, sehingga peserta didik dapat memperoleh pengalaman langsung danterlatih untuk dapat menemukan sendiri berbagai pengetahuan yang dipelajarinya.Teori pembelajaran ini dimotori para tokoh Psikologi Gestalt, termasuk Piagetyang menekankan bahwa pembelajaran haruslah bermakna dan berorientasi pada kebutuhandan perkembangan anak.

 

Pembelajarantematik lebih menekankan pada penerapan konsep belajar sambil melakukan sesuatu(learning by doing). Oleh karena itu, guru perlu mengemas atau merancangpengalaman belajar yang akan mempengaruhi kebermaknaan belajar peserta didik.Pengalaman belajar yang menunjukkan kaitan unsur-unsur konseptual menjadikanproses pembelajaran lebih efektif. Kaitan konseptual antar mata pelajaran yang dipelajariakan membentuk skema, sehingga peserta didik akan memperoleh keutuhan dan kebulatanpengetahuan. Selain itu, penerapan pembelajaran tematik di sekolah dasar akan sangatmembantu peserta didik dalam membentuk pengetahuannya, karena sesuai dengan tahapperkembangannya peserta didik yang masih melihat segala sesuatu sebagai satukeutuhan (holistik).

 

Pembelajarantematik memiliki ciri khas, antara lain:

1.Pengalaman dan kegiatan belajar relevan dengan tingkat perkembangan dankebutuhan anak usia sekolah dasar;

2.Kegiatan-kegiatan yang dipilih dalam pelaksanaan pembelajaran tematik bertolakdari minat dan kebutuhan peserta didik;

3.Kegiatan belajar dipilih yang bermakna dan berkesan bagi peserta didik sehinggahasil belajar dapat bertahan lebih lama;

4.Memberi penekanan pada keterampilan berpikir peserta didik;

5.Menyajikan kegiatan belajar yang bersifat pragmatis sesuai dengan permasalahanyang sering ditemui peserta didik dalam lingkungannya; dan

6.Mengembangkan keterampilan sosial peserta didik, seperti kerjasama, toleransi,komunikasi, dan tanggap terhadap gagasan orang lain.

 

Tujuandari pembelajaran tematik adalah;

1.Menghilangkan atau mengurangi terjadinya tumpah tindih materi.

2.Memudahkan peserta didik untuk melihat hubungan-hubungan yang bermakna

3.Memudahkan peserta didik untuk memahami materi/konsep secara utuh sehinggapenguasaan konsep akan semakin baik dan meningkat.

 

Ruanglingkup pembelajaran tematik di SD meliputi semua KD dari semua mata pelajaran kecualiagama. Mata pelajaran yang dimaksud adalah: Bahasa Indonesia, PPKn, Matematika,IPA, IPS, Penjasorkes dan Seni Budaya dan Prakarya.

 

Model-modelPembelajaran Tematik

Pembelajarantematik dapat dilaksanakan dengan menggunakan model pembelajaran. Forgaty (1991,61) menyebut sepuluh model, yaitu fragmented, connected, nested, sequenced, shared,webbed, threaded, integrated, immersed, dan networked. Pada tahun 1997, TimPengembang D-II PGSD memilih tiga model untuk dikembangkan yaitu Model Jaringlaba-laba (Spider Webbed) – selanjutnya disebut Jaring, Model Terhubung(connected), dan Model Terpadu (integrated).

 

1) Model PembelajaranTematik Jaring Laba-laba

ModelJaring Laba-laba (Spider Webbed) ini pengembangannya dimulai dengan menentukantema. Setelah tema disepakati, jika dirasa perlu, maka dikembangkan menjadisubtema dengan tetap memperlihatkan keterkaitan antar mata pelajaran lain. Setelahitu dikembangkan berbagai aktivitas pembelajaran yang mendukung.


Pembelajaran Tematik Model Jaring (webbed)
Gambar Model Jaring (webbed)

 

Dalamprosesnya, jika perencanaan tematik ini ada KD yang tidak terakomodasi olehtema manapun, maka ada cara lain yang dapat dilakukan yaitu dengan menggunakandua tipe, yaitu tematik hanya berisi satu mata pelajaran dan tematik yang berpusatpada materi tertentu dalam satu pelajaran. Teknik ini hanya digunakan bagi KD yangtidak dapat masuk dalam tema dan perlu waktu khusus untuk membelajarkannya. Contohmatematika dapat dilihat seperti berikut ini:

 

Model Pembelajan Tematik hanya satu mata pelajaran
Gambar: Tematik Hanya Berisi Matematika


Model Pembelajaran Tematik
Gambar: Tematik Matematika Berpusat pada Matematika

Keunggulanmodel Jaring Laba-laba antara lain faktor motivasi berkembang karena adanya pemilihantema yang didasarkan pada minat peserta didik. Mereka dapat dengan mudah melihatbagaimana kegiatan dan ide yang berbeda dapat saling berhubungan dan memiliki kemudahanuntuk lintas semester.

 

KelemahanModel Jaring Laba-laba antara lain kecenderungan untuk mengambil tema sangat dangkalsehingga kurang bermanfaat bagi peserta didik. Selain itu seringkali guruterfokus pada kegiatan sehingga materi atau konsep menjadi terabaikan. Perlu adakeseimbangan antara kegiatan dan pengembangan materi pelajaran.

 

ModelJaring Laba-laba ini menggunakan pendekatan tematik untuk mengintegrasikan beberapapelajaran. Tema yang ditetapkan memberi kesempatan kepada guru untuk menemukan konsep,keterampilan atau sikap yang akan diintegrasikan.

 

Langkah-langkahpembelajaran yang dapat diterapkan dengan menggunakan Model Jaring Laba-laba(Webbed ) :

1.Menentukan tema (bisa diperoleh dari hasil diskusi antar guru, diskusi denganpeserta didik atau berdasarkan ketetapan sekolah atau ketentuan yang lain). Temaditulis di bagian tengah jaring.

2.Menentukan tujuan/kompetensi dasar dari beberapa mata pelajaran yang dapatdicapai melalui tema yang dipilih. Misalnya, apabila tema cuaca yang dipilih, makaguru perlu memikirkan apa yang dapat membantu peserta didik dalam tema tersebutuntuk memahami konsep-konsep yang ada. Kompetensi Dasar ini bisadiletakkan/ditulis di jaring-jaring tema sesuai mata pelajaran yang ditentukan.

3.Memilih kegiatan awal untuk memperkenalkan tema secara keseluruhan. Hal inidilakukan agar peserta didik memiliki pengetahuan awal yang akan meningkatkan rasaingin tahu mereka sehingga peserta didik terdorong untuk mengajukan banyakpertanyaan terhadap materi yang sedang dibahas. Kegiatan awal yang dapat dilakukan,misalnya guru membacakan buku tentang cuaca atau mengajak peserta didik untuk menontonfilm tentang cuaca.

4.Mendesain pembelajaran dan kegiatan yang dapat mengkaitkan tema dengan kompetensi(pengetahuan, keterampilan dan sikap) yang ingin dicapai. Contoh kegiatan sepertipesertadidik ditugaskan untuk mengamati cuaca selama satu minggu, setiap hari peserta didikmengambil gambar yang sudah disiapkan sesuai dengan keadaan cuaca misalnya cuacamendung, cerah atau berawan. Setelah satu minggu berjalan, peserta didik menghitungnyadan mengambil kesimpulan tentang cuaca dari data yang ada.

5.Menghubungkan semua kegiatan yang telah dilakukan agar peserta didik dapat melihatdari berbagai aspek sehingga memperoleh pemahaman yang baik.

6.Kegiatan yang dapat dilakukan misalnya, mendatangkan nara sumber untuk memberi informasitentang cuaca atau melihat papan pajangan hasil pekerjaan peserta didik untuk dibahasbersama. Di bawah ini disajikan contoh pajangan hasil karya peserta didik padatema cuaca.


Sepertiyang telah disampaikan di atas bahwa pada tahun 1997, Tim Pengembang D-II PGSDmemilih tiga model untuk dikembangkan Model Jaringlaba-laba, Model Terhubung dan Model Terpadu. Kedua model ini juga digunakan gurujika dalam implementasi pembelajaran tematik megalami kesulitan atau kendala dalammengintegrasikan berbagai kompetensi yang ada.

 

2) Model PembelajaranTematik Terhubung

ModelTerhubung merupakan alternatif jika dalam meng-implementasi-kan Model JaringLaba-laba, guru mengalami kesulitan untuk mengintegrasikan beberapa mata pelajaranpada tema yang telah ditentukan. Model ini mengkoneksikan beberapa konsep,beberapa keterampilan, beberapa sikap, atau bahkan gabungan sepertiketerampilan dengan sikap atau keterampilan dengan konsep yang terdapat padamata pelajaran tertentu. Sebagai contoh, ketika guru akan membelajarkan pecahan,guru dapat mengkoneksikan sikap adil yang dikaitkan dengan makna pecahansebagai bagian dari suatu keseluruhan dan keseluruhan itu terdiri atas bagian-bagianyang sama, danjuga dikaitkan dengan keterampilan mengerjakan operasi hitung pada pecahan. Pecahanjuga berkaitan dengan decimal, persen, dan jual beli. Ketika menjelaskanpengertian pecahan, guru dapat mengkoneksikan konsep pecahan dengan bangun-bangungeometri. Guru sengaja menghubungkan satu konsep dengan konsep yang lain, satu topikdengan topik yang lain, satu keterampilan dengan keterampilan yang lain, atautugas yang dilakukan dalam satu hari dengan tugas yang dilakukan pada hari berikutnya,bahkan ide-ide yang dipelajari pada satu semester berikutnya dalam satu bidangstudi, serta menyeimbangkan sikap, ketrampilan dan pengetahuan.


Model Pembelajaran Tematik
Gambar : Model Keterhubungan (connected)

Gambaranmodel keterhubungan ini dapat dilihat pada gambar di atas di mana koneksidilakukan hanya dalam satu mata pelajaran saja yaitu pada mata pelajaranmatematika.


KeunggulanModel Keterhubungan (connected) antara lain peserta didik dapat memperolehgambaran yang lebih jelas dan luas dari konsep yang dijelaskan dan pesertadidik diberi kesempatan melakukan pendalaman, peninjauan, perbaikan danpenyerapan (asimilasi) gagasan secara bertahap.


KelemahanModel Keterhubungan (connected) adalah kurang mendorong guru untukmenghubungkan konsep yang terkait dari berbagai mata pelajaran yang ada karenaterfokus pada keterkaitan konsep yang ada pada mata pelajaran tertentu, sehinggapembelajaran secara menyeluruh .


Langkah-langkahpembelajaran dengan Model Terhubung adalah

1.Menentukan tema atau topik yang akan dibahas dalam satu mata pelajaran,misalnya bilangan dalam mata pelajaran matematika.

2.Menentukan pengetahuan, keterampilan, atau sikap yang akan dikoneksikan. Pemilihankompetensi yang akan dikoneksikan yang benar-benar dapat dalam mata pelajarantersebut.


3) Model PembelajaranTematik Terpadu (Integrated)

ModelTerpadu (Integrated) menggunakan pendekatan antar mata pelajaran. Model inimemandang kurikulum sebagai kaleidoskop bahwa interdisiplin topic disusun meliputikonsep-konsep yang tumpang tindih dan desain-desain dan pola-pola yang muncul. Pendekatanketerpaduan antar topik memadukan konsep-konsep dalam matematika, sain, bahasadan seni serta penngetahuan sosial.

 

ModelTerpadu (Integrated) dilaksanakan dengan menggabungkan mapel (interdisipliner),menetapkan prioritas materi pelajaran, keterampilan, konsep dan sikap yangsaling berkaitan di dalam beberapa mata pelajaran. Untuk membuat tema, guruharus menyeleksi terlebih dahulu konsep dari beberapa mata pelajaran,selanjutnya dikaitkan dalam satu tema untuk memayungi beberapa mata pelajaran,dalam satu paket pembelajaran bertema.


Model Pembelajaran Tematik Terpadu
Gambar: Model Terpadu (integrated)


Penerapanmodel ini di SD, harus dapat memadukan semua aspek pembelajaran bahasa sehinggaketrampilan membaca, menulis, mendengar, dan berbicara dikembangkan denganrencana yang bulat utuh.

 

KeunggulanModel Terpadu (Integrated) adalah peserta didik merasa senang dengan adanyaketerkaitan dan hubungan timbal balik antar berbagai disiplin ilmu, memperluaswawasan dan apresiasi guru, jika dapat diterapkan dengan baik maka dapatdijadikan model pembelajaran yang ideal di lingkungan sekolah melalui“integrated day”.

 

KelemahanModel Terpadu (Integrated) adalah sulit mencari keterkaitan antara matapelajaran yang satu dengan yang lainnya, sulit mencari keterkaitan aspekketerampilan yang terkait, dan membutuhkan kerjasama yang bagus antar timpengajar mata pelajaran terkait tema dengan perencanaan dan alokasi waktumengajar yang tepat.

 

Modelini digunakan pada saat guru akan menyatukan beberapa kompetensi yang terlihat‘serupa’ dari berbagai mata pelajaran. Tema akan ditemukan kemudian setelahseluruh kompetensi dasar diintegrasikan.

 

Berikutadalah langkah–langkah kegiatan dari model terpadu (integrated):

1.Membaca dan memahami Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar dari seluruh matapelajaran.

2.Memahami Membaca baik-baik Standar Isi mata pelajaran IPS dan IPA sertamengkaji makna dari Kompetensi Inti dan kompetensi-kompetensi dasar dari tiapmapel tersebut.

3.Mencari kompetensi-kompetensi dasar IPS dan IPA yang bisa disatukan dalam tema-tematertentu (dari hasil eksplorasi tema) yang relevan. Proses ini akan menghasilkanpenggolongan KD-KD dalam unit-unit tema.

4.Menuliskan tema yang telah dipilih dan susunan KD-KD IPS dan IPA yang sesuai dibawah tema tersebut.

5.Melakukan hal yang sama untuk Standar Isi Bahasa Indonesia dan

6.Meletakkan Kompetensi dasar yang tidak dapat dimasuk kedalam tema di bagianbawah.

Langkah-langkahtersebut menghasilkan skema berikut.

 

Pembelajaran tematikterpadu

Apa yang dimaksud PembelajaranTematik Terpadu atau Pengertian Pembelajaran Tematik Terpadu. Pembelajaran tematik terpadumenyajikan konsep-konsep dari berbagai mata pelajaran yang terdapat padaKompetensi Dasar (KD) KI 3 dan juga keterampilan yang tergambar pada KD KI 4dalam suatu proses pembelajaran. Implementasi KD-KD KI 3 dan KI 4 diharapkan akanmengembangkan berbagai sikap yang merupakan cerminan dari KI1 dan KI 2. Melaluipemahaman konsep dan keterampilan secara utuh akan membantu peserta didik dalammemecahkan masalah-masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.

 

Pengertian Pembelajarantematik terpaduadalah pembelajaran tepadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa matapelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada peserta didik. Temaadalah pokok pikiran atau gagasan pokok yang menjadi pokok pembicaraan(Poerwadarminta, 1983). Penggunaan tema diharapkan akan memberikan banyakkeuntungan, di antaranya:

1)Peserta didik mudah memusatkan perhatian pada suatu tema tertentu,

2)Peserta didik mampu mempelajari pengetahuan dan mengembangkan berbagaikompetensi dasar antar mata pelajaran dalam tema yang sama;

3)Peserta didik memahami materi pelajaran lebih mendalam dan berkesan;

4)Peserta didik dapat dapat memiliki kompetensi dasar lebih baik, karena mengkaitkanmata pelajaran dengan pengalaman pribadi peserta didik;

5)Peserta didik mampu lebih merasakan manfaat dan makna belajar karena materidisajikan dalam konteks tema yang jelas;

6)Peserta didik lebih bergairah belajar karena dapat berkomunikasi dalam situasi nyata,untuk mengembangkan suatu kemampuan dalam satu mata pelajaran sekaligusmempelajari mata pelajaran lain;

7)Guru dapat menghemat waktu karena mata pelajaran yang disajikan secara tematik dapatdipersiapkan sekaligus dan diberikan dalam dua atau tiga pertemuan, waktuselebihnya dapat digunakan untuk kegiatan remedial, pemantapan, atau pengayaan.

 

Secarapedagogis pembelajaran tematik berdasarkan pada eksplorasi terhadap pengetahuandan nilai-nilai yang dibelajarkan melalui tema sehingga peserta didik memiliki pemahamanyang utuh. Peserta didik diposisikan sebagai pengeksplorasi sehingga mampu menemukanhubungan-hubungan dan pola-pola yang ada di dunia nyata dalam konteks yang relevan.Pembelajaran tematik dimaksudkan untuk mengembangkan berbagai kemampuan, keterampilandan sikap yang diperoleh melalui proses pembelajaran tematik terpadu ke dalamkonteks dunia nyata yang di bawa kedalam proses pembelajaran secara kreatif.

 

Prinsip-prinsipPembelajaran Tematik Terpadu

Pembelajarantematik terpadu memiliki prinsip-prinsip sebagai berikut:

1.Peserta didik mencari tahu, bukan diberi tahu.

2.Pemisahan antar mata pelajaran menjadi tidak begitu nampak. Fokus pembelajarandiarahkan kepada pembahasan kompetensi melalui tema-tema yang paling dekatdengan kehidupan peserta didik.

3.Terdapat tema yang menjadi pemersatu sejumlah kompetensi dasar yang berkaitandengan berbagai konsep, keterampilan dan sikap.

4.Sumber belajar tidak terbatas pada buku.

5.Peserta didik dapat bekerja secara mandiri maupun berkelompok sesuai dengankarakteristik kegiatan yang dilakukan

6.Guru harus merencanakan dan melaksanakan pembelajaran agar dapat mengakomodasi pesertadidik yang memiliki perbedaan tingkat kecerdasan, pengalaman, dan ketertarikanterhadap suatu topik.

7.Kompetensi Dasar mata pelajaran yang tidak dapat dipadukan dapat diajarkantersendiri.

8.Memberikan pengalaman langsung kepada peserta didik (direct experiences) darihal-hal yang konkret menuju ke abstrak.

 

Pembelajarantematik terpadu dilaksanakan dengan menggunakan berbagai tema sebagai pemersatupembelajaran.Adapun prinsip-prinsip pemilihan tema yaitu:

         Memperhatikanlingkungan yang terdekat dengan peserta didik:

         Dariyang termudah menuju yang sulit

         Dariyang sederhana menuju yang kompleks

         Dariyang konkret menuju ke yang abstrak.

         Memungkinkanterjadinya proses berpikir pada diri peserta didik

         Ruanglingkup tema disesuaikan dengan usia dan perkembangan peserta didik, termasukminat, kebutuhan, dan kemampuannya

 

Keberhasilanpembelajaran tematik terpadu tergantung pula pada lingkungan kelas yang diciptakanyang dapat mendorong peserta didik untuk belajar dan menjadi tempat belajar yangnyaman, aman, dan menyenangkan. Penataan lingkungan kelas bisa berupapengaturan peserta didik dan ruang kelas. Pengaturan tersebut mencakup pengaturanmeja-kursi peserta didik, penataan sumber dan alat bantu belajar, dan penataanpajangan hasil karya peserta didik. Pengorganisasian atau pengaturan pesertadidik dapat dilakukan dalam bentuk klasikal, kelompok dan individual.

 

Penataanlingkungan kelas perlu memperhatikan 4 hal berikut: 1) Mobilitas, memudahkanpeserta didik untuk bergerak dari satu pojok ke pojok lain, 2) Aksesibilitas,memudahkan peserta didik mengakses sumber dan alat bantu belajar, 3) Interaksi,memudahkan peserta didik untuk berinteraksi dengan sesama teman atau pendidiknya,dan 4) Variasi kegiatan, memudahkan peserta didik melakukan berbagai kegiatanyang beragam, misal berdiskusi, melakukan percobaan, dan presentasi.

 

Ruangkelas juga dapat dilengkapi dengan Pusat belajar (‘learning centre’). Pusatbelajar ini dapat ditempatkan di pojok kelas. Pusat belajar ini dapat berisiberaneka ragam sesuai dengan kebutuhan dan dapat diubah dari waktu ke waktu.Fungsi Pusat Belajar dapat menjadi tempat bagi anak yang sudah menyelesaikankegiatan sehingga tidak mengganggu teman lainnya. Contoh pusat belajar yangdapat disesiakan misalnya pojok dengan rak yang diisi beberapa buku.

 

Pusatbelajar ini suatu saat dapat diubah menjadi pojok matematika, yang dapat digunakanoleh peserta didik untuk melakukan berbagai kegiatan atau menggunakan sebagai mediayang berhubungan dengan matematika. Kegiatan di tempat ini peserta didik dapat mengerjakantugas atau bereksperimen dengan matematika. Sumber atau media belajar dapatdiletakkan pada rak, meja, atau kotak – kotak yang diberi label sehingga mudahditemukan saat dibutuhkan.


Karyaanak juga dapat dipajangkan. Pajangan diganti secara rutin sesuai dengan temayang sedang digunakan. Contoh pada waktu pelaksanaan tema “Tumbuhan”, kelas dapatdirancang dengan nuansa taman bunga dengan menghiasi berbagai macam bunga-bungayang digantung di jendela atau di langit-langit kelas. pajangan disusun dengan memperhatikanestetika dan berada dalam jangkauan pandang/sentuh peserta didik sehingga dapatdigunakan sebagai sumber belajar oleh peserta didik.

 

Demikianuraian tentang Pengertian PembelajaranTematik, Model Pembelajaran Tematik, dan Pembelajaran Tematik Terpadu. Semogaada manfaatnya, terima kasih.

 



= Baca Juga =