Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

JUKNIS PENYUSUNAN SOAL HOTS DI MADRASAH BERDASARKAN KEPDIRJEN PENDIS NOMOR 781 TAHUN 2021

Juknis Petunjuk Teknis Penyusunan Soal Higher Order Thinking Skills (HOTS) di Madrasah Berdasarkan Kepdirjen Pendis Nomor 781 Tahun 2021


JuknisPetunjuk Teknis Penyusunan Soal Higher Order Thinking Skills (HOTS) di MadrasahBerdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam (Kepdirjen Pendis) Nomor781 Tahun 2021, diterbitkan dengan pertimbangan: a) bahwadalam rangka mengukur keberhasilan proses pembelajaran dan tingkat pencapaian standarkompetensi lulusan peserta didik madrasah perlu dilakukan penilaian hasilbelajar oleh setiap satuan pendidikan madrasah (Ujian Madrasah); b) bahwa dalamrangka menjamin standard kualita ssoal tes hasil belajar pada madrasah perlu disusunpetunjuk teknis penyusunan soal Higher Order Thinking Skills (HOTS) bagi gurumadrasah.

 

Diktum KESATU, KeputusanDirektur Jenderal Pendidikan Islam (Kepdirjen Pendis) Nomor 781 Tahun 2021 TentangPetunjuk Teknis Penyusunan Soal Higher Order Thinking Skills (HOTS) DiMadrasah, menyatakan bahwa Menetapkan Petunjuk Teknis Penyusunan Soal Higher OrderTinking Skills (HOTS) pada Madrasah sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang merupakanbagian tidak terpisahkan dari Keputusan ini.

 

Diktum Kedua KeputusanDirektur Jenderal Pendidikan Islam KepdirjenPendis Nomor 781 Tahun 2021 Tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Soal HigherOrder Thinking Skills (HOTS) Di Madrasah, menyatakan bahwa Petunjuk Teknissebagaimana dimaksud dalam Diktum Kesatu sebagai pedoman dalam pengelolaanpenilaian pembelajaran madrasah oleh pemangku kepentingan madrasah, khususnyandalam penyusunan soal ujian di madrasah.

 

Diktum Ketiga KeputusanDirektur Jenderal Pendidikan Islam (Kepdirjen Pendis) Nomor 781 Tahun 2021 TentangPetunjuk Teknis Juknis Penyusunan Soal Higher Order Thinking Skills (HOTS) Di Madrasah,menyatakan bahwa Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan

 

Adapun tujuan Petunjuk Teknis Juknis Penyusunan Soal Higher Order Thinking Skills (HOTS) Di Madrasah(MI MTS MA MAK), adalah untuk 1) Memberikan pemahaman kepada guru madrasahtentang konsep penyusunan soal HOTS; 2) Mengembangkan keterampilan gurumadrasah untuk menyusun butir soal HOTS; 3) Menjadi rujukan dalam penyusunansoal di madrasah.

 

Sedangkan ruang lingkuop Petunjukteknis penyusunan soal Higher Order Thinking Skills (HOTS) berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal PendidikanIslam (Kepdirjen Pendis) Nomor 781 Tahun 2021, terdiri atas konseppenilaian, penyusunan kisi-kisi, penyusunan soal Higher Order Thinking Skills(HOTS), dan teknik penulisan soal. Sedangkan Petunjuk Teknis Penyusunan SoalHigher Order Thinking Skills (HOTS) ini ditujukan kepada:

1. Guru madrasah;

2. Kepala Madrasah;

3. Pengawas Madrasah;

4. Pengambil Kebijakan dalampenilaian pembelajaran madrasah.

 

Soal-soal HOTS sangatdirekomendasikan untuk digunakan pada berbagai bentuk penilaian kelas. Untukmenginspirasi guru menyusun soal-soal HOTS di tingkat satuan pendidikan,berikut ini ciri atau karakteristik soal-soal HOTS.

1. Mengukur kemampuanberpikir tingkat tinggi

TheAustralian Council for Educational Research (ACER) menyatakan bahwa kemampuanberpikir tingkat tinggi merupakan proses: menganalisis, merefleksi, memberikanargumen (alasan), menerapkan konsep pada situasi berbeda, menyusun,menciptakan.

Kemampuanberpikir tingkat tinggi bukanlah kemampuan untuk mengingat, mengetahui, ataumengulang. Dengan demikian, jawaban soal-soal HOTS tidak tersurat secaraeksplisit dalam stimulus.

Kemampuanberpikir tingkat tinggi termasuk kemampuan untuk memecahkan masalah (problemsolving), keterampilan berpikir kritis (critical thinking), berpikir kreatif(creative thinking), kemampuan berargumen (reasoning), dan kemampuan mengambilkeputusan (decision making). Kemampuan berpikir tingkat tinggi merupakan salahsatu kompetensi penting dalam dunia modern, sehingga wajib dimiliki oleh setiappeserta didik.

Kreativitasmenyelesaikan permasalahan dalam HOTS, terdiri atas:

a.kemampuan menyelesaikan permasalahan yang tidak familiar;

b.kemampuan mengevaluasi strategi yang digunakan untuk menyelesaikan masalah dariberbagai sudut pandang yang berbeda;

c.menemukan model-model penyelesaian baru yang berbeda dengan cara-carasebelumnya.

 

Tingkatkesukaran dalam butir soal tidak sama dengan kemampuan berpikir tingkat tinggi.Sebagai contoh, untuk mengetahui arti sebuah kata yang tidak umum (uncommonword) mungkin memiliki tingkat kesukaran yang sangat tinggi, tetapi kemampuanuntuk menjawab permasalahan tersebut tidak termasuk higher order thinkingskills. Dengan demikian, soal-soal HOTS belum tentu soal-soal yang memilikitingkat kesukaran yang tinggi.

 

Kemampuanberpikir tingkat tinggi dapat dilatih dalam proses pembelajaran di kelas. Olehkarena itu agar peserta didik memiliki kemampuan berpikir tingkat tinggi, makaproses pembelajarannya  juga memberikanruang kepada peserta didik untuk menemukan konsep pengetahuan berbasisaktivitas. Aktivitas dalam pembelajaran dapat mendorong peserta didik untukmembangun kreativitas dan berpikir kritis.

 

2. Berbasis permasalahankontekstual

Soal-soalHOTS merupakan asesmen yang berbasis situasi nyata dalam kehidupan sehari-hari,dimana peserta didik diharapkan dapat menerapkan konsep-konsep pembelajaran dikelas untuk menyelesaikan masalah. Permasalahan kontekstual yang dihadapi olehmasyarakat dunia saat initerkait dengan lingkungan hidup, kesehatan, kebumiandan ruang angkasa, serta pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi dalamberbagai aspek kehidupan. Dalam pengertian tersebut termasuk pula bagaimanaketerampilan peserta didik untuk menghubungkan (relate), menginterpretasikan (interprete),menerapkan (apply) dan mengintegrasikan (integrate) ilmu pengetahuan dalampembelajaran di kelas untuk menyelesaikan permasalahan dalam konteks nyata.

 

Berikutini diuraikan lima karakteristik asesmen kontekstual, yang disingkat REACT.

a.Relating, asesmen terkait langsung dengan konteks pengalaman kehidupan nyata.

b.Experiencing, asesmen yang ditekankan kepada penggalian (exploration), penemuan(discovery), dan penciptaan(creation).

c.Applying, asesmen yang menuntut kemampuan peserta didik untuk menerapkan ilmupengetahuan yang diperoleh di dalam kelas untuk menyelesaikan masalah-masalahnyata.

d.Communicating, asesmen yang menuntut kemampuan peserta didik untuk mampumengomunikasikan kesimpulan model pada kesimpulan konteks masalah.

e.Transfering, asesmen yang menuntut kemampuan peserta didik untukmentransformasi konsep-konsep pengetahuan dalam kelas ke dalam situasi ataukonteks baru.

Ciri-ciriasesmen kontekstual yang berbasis pada asesmen autentik, adalah sebagai berikut:

a.Peserta didik mengonstruksi responnya sendiri, bukan sekadar memilih jawabanyang tersedia;

b.Tugas-tugas merupakan tantangan yang dihadapkan dalam dunia nyata;

c.Tugas-tugas yang diberikan tidak hanya memiliki satu jawaban tertentu yangbenar, tetapi memungkinkan banyak jawaban benar atau semua jawaban benar.

 

3. Menggunakan bentuk soalberagam

Bentuk-bentuksoal yang beragam dalam sebuah perangkat tes (soal-soal HOTS) sebagaimana yangdigunakan dalam Programme for International Students Assessments (PISA),bertujuan agar dapat memberikan informasi yang lebih rinci dan menyeluruhtentang kemampuan peserta tes. Hal ini penting diperhatikan oleh guru agar penilaianyang dilakukan dapat menjamin prinsip objektif. Artinya hasil penilaian yangdilakukan oleh guru dapat menggambarkan kemampuan peserta didik sesuai dengankeadaan yang sesungguhnya.

 

Penilaianyang dilakukan secara objektif, dapat menjamin akuntabilitas penilaian. Terdapatbeberapa alternatif bentuk soal yang dapat digunakan untuk menulis butirsoalHOTS (yang digunakan pada model pengujian PISA), sebagai berikut:

a.Pilihan ganda

Padaumumnya soal-soal HOTS menggunakan stimulus yang bersumber pada situasi nyata.Soal pilihan ganda terdiri atas pokok soal (stem) dan pilihan jawaban (option).Pilihan jawaban terdiri atas kunci jawaban dan pengecoh (distractor). Kuncijawaban ialah jawaban yang benar atau paling benar. Pengecoh merupakan jawabanyang tidak benar, namun memungkinkan seseorang terkecoh untuk memilihnyaapabila tidak menguasai bahannya/materi pelajarannya dengan baik. Jawaban yangdiharapkan (kunci jawaban), umumnya tidak termuat secara eksplisit dalamstimulus atau bacaan. Peserta didik diminta untuk menemukan jawaban soal yangterkait dengan stimulus/bacaan menggunakan konsep-konsep pengetahuan yangdimiliki serta menggunakan logika/penalaran. Jawaban yang benar diberikanskor1, dan jawaban yang salah diberikan skor 0.

 

b.Pilihan ganda kompleks (benar/salah, atau ya/tidak)

Soalbentuk pilihan ganda kompleks bertujuan untuk menguji pemahaman peserta didikterhadap suatu masalah secara komprehensif yang terkait antara pernyataan satudengan yang lainnya. Sebagaimana soal pilihan ganda biasa, soal-soal HOTS yang berbentukpilihan ganda kompleks juga memuat stimulus yang bersumber pada situasikontekstual. Peserta didik diberikan beberapa pernyataan yang terkait denganstilmulus/bacaan, lalu peserta didik diminta memilih benar/salah atau ya/tidak.

 

Pernyataan-pernyataanyang diberikan tersebut terkait antara satu dengan yang lainnya. Susunanpernyataan benar dan pernyataan salah agar diacak secara random, tidaksistematis mengikuti pola tertentu. Susunan yang terpola sistematis dapatmemberi petunjuk kepada jawaban yang benar. Pernyataan yangh benar lebih dari satu.Apabila peserta didik menjawab benar pada semua pernyataan yang diberikan skor1 atau apabila terdapat kesalahan pada salah satu pernyataan maka diberi skor0.

 

c. Menjodohkan

Tesmenjodohkan memberi tugas kepada peserta tes untuk menjodohkan atau mencocokkan(matching) dua bagian tes yang, dari segi isi atau arti, merupakan dua bagianyang secara nalar saling berkatian. Tes menjodohka tersusun dalam bentuk dua deretanbutir tes. Deretan pertama terdiri dari pertanyaan, atau pernyataan, ataubagian awal dari suatu pernyataan, atau sekadar kata-kata lepas. Masing-masingpertanyaan atau bagian permyataan itu diberi nomor, misalnya (1) sampai (10).Deretan kedua. yang biasanya terletak di sebelah kanan deretan pertama, terdiridari jawaban atas pertayaan atau bagian akhir suatu pernyataan. Masing-masingbagian dari deretan dua itu diberi tanda yang berbeda dengan tanda yangdigunakan pada deretan pertama, misalnya dengan huruf (a) sampai dengan hurufj). Tentu saja urutan bagian pertama dan urutan bagian kedua itu disusun sedemikianrupa sehinga tidak merupakan jawaban atau kelanjutan, atau bukan jawaban ataukelanjutan dari apa yang terdapat pada baris yang sama. Hal itu dimaksudkanagar peserta tes berpikir sebelum dapat menetapkan satu butir di deretan kiri, misalnyanomor unut (2), cocok (match) dengan satu butir tertentu di deretan kananmisalnya nomor urut (d). Dalam hal ini jawaban yang harus dituliskan secarasingkat adalah 2-d.

Kadang-kadangurutan deretan ke-2 berisi satu atau dua pilihan lebih banyak dari pada deretanke-1. Hal ini dilakukan untuk membuat peserta berpikir lebih bersungguh-sungguhterutama apabila tinggal tersisa satu butir tes yang belum terjawab. Dengan jumlahbutir yang tepat sama pada kedua deretan, peserta tes tidak lagi berpikirketika di masing-masing deretan butir tinggal tersisa satu. Butir-butirterakhir itu tinggal dicocokkan saja terutama apabila jawaban terhadapbutir-butir lain sudah dianggap tepat.

 

d. Isian singkat ataumelengkapi

Soalisian singkat atau melengkapi adalah soal yang menuntut peserta tes untukmengisi jawaban singkat dengan cara mengisi kata, frase, angka, atau simbol.karakteristik soal isian.

Singkatatau melengkapi adalah sebagai berikut:

1)Bagian kalimat yang harus dilengkapi sebaiknya hanya satu bagian dalam ratiobutir soal, dan paling banyak dua bagian supaya tidak membingungkan pesertadidik.

2)Jawaban yang dituntut oleh soal harus singkat dan pasti yaitu berupa kata,frase, angka, simbol, tempat, atau waktu. Jawaban benar diberikan skor 1, danjawaban salah diberikan skor 0.

 

e. Jawaban singkat ataupendek

Soaldengan bentuk jawaban singkat atau pendek adalah soal yang jawabannya berupakata, kalimat pendek, atau frase terhadap suatu pertanyaan. Karakteristik soaljawaban singkat adalah sebagai berikut:

1)Menggunakan kalimat pertanyaan langsung atau kalimat perintah;

2)Pertanyaan atau perintah harus jelas, agar mendapat jawaban yang singkat;

3)Panjang kata atau kalimat yang harus dijawa boleh peserta didik pada semua soaldiusahakan relative sama;

4)Hindari penggunaan kata, kalimat, atau frase yang diambil langsung dari bukuteks, sebab akan mendorong peserta didik untuk sekadar mengingat atau menghafalapa yang tertulis di buku.

Setiaplangkah/kata kunci yang dijawab benar diberikan skor 1, dan jawaban yang salahdiberikanskor 0.

 

f. Uraian

Soalbentuk uraian adalah suatu soal yang jawabannya menuntut peserta didik untukmengorganisasikan gagasan atau hal-hal yang telah dipelajarinya dengan caramengemukakan atau mengekspresikan gagasan tersebut menggunakan kalimatnya sendiridalam bentuk tertulis.

 

Dalammenulis soal bentuk uraian, penulis soal harus mempunyai gambaran tentang ruanglingkup materi yang ditanyakan dan lingkup jawaban yang diharapkan, kedalamandan panjang jawaban, atau rincian jawaban yang mungkin diberikan oleh pesertadidik. Dengan kata lain, ruang lingkup ini menunjukkan kriteria luas atausempitnya masalah yang ditanyakan. Di samping itu, ruang lingkup tersebut harustegas dan jelas tergambar dalam rumusan soalnya.

 

Denganadanya batasan sebagai ruang lingkup soal, kemungkinan terjadinya ketidakjelasansoal dapat dihindari. Ruang lingkup tersebut juga akan membantu mempermudahpembuatan kriteria atau pedoman penskoran.

 

Untukmelakukan penskoran, penulis soal dapat menggunakan rubrik atau pedomanpenskoran. Setiap langkah atau kata kunci yang dijawab benar oleh peserta didikdiberi skor 1, sedangkan yang salah diberi skor 0. Dalam sebuah soalkemungkinan banyaknya kata kunci atau langkah-langkah penyelesaian soal lebihdari satu. Sehingga skor untuk sebuah soal bentuk uraian dapat dilakukan denganmenjumlahkan skor tiap Langkah atau kata kunci yang dijawab benar oleh pesertadidik.

 

Untukpenilaian yang dilakukan oleh madrasah seperti Ujian Madrasah (UM), bentuk soalHOTS yang disarankan cukup 2 saja, yaitu bentuk pilihan ganda dan uraian.Pemilihan bentuk soal itu disebabkan jumlah peserta UM umumnya cukup banyak, sedangkanpenskoran harus secepatnya dilakukan dan diumumkan hasilnya. Sehingga bentuksoal yang paling memungkinkan adalah soal bentuk pilihan ganda dan uraian.

 

Sedangkanuntuk penilaian harian, dapat disesuaikan dengan karakteristik KD dankreativitas guru mata pelajaran. Pemilihan bentuk soal hendaknya dilakukansesuaid engan tujuan penilaian yaitu assessment of learning, assessment forlearning, dan assessment as learning.

 

Masing-masingguru mata pelajaran hendaknya kreatif mengembangkan soal-soal HOTS sesuaidengan KI-KD yang memungkinkan dalam mata pelajaran yang diampunya. Wawasan guruterhadap isu-isu global, keterampilan memilih stimulus soal, serta kemampuan memilihkompetensi yang diuji, merupakan aspek-aspek penting yang harus diperhatikanoleh guru, agar dapat menghasilkan butir-butir soal yang bermutu.

 

Linkdownload Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam (Kepdirjen Pendis) Nomor781 Tahun 2021 Tentang Petunjuk Teknis atau Juknis Penyusunan Soal Higher OrderThinking Skills (HOTS) Di Madrasah -----DISINI----

 

Demikianinformasi tentang Petunjuk Teknis - Juknis Petunjuk Teknis Penyusunan SoalHigher Order Thinking Skills (HOTS) di Madrasah (MI MTS MA MAK) BerdasarkanKeputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam (Kepdirjen Pendis) Nomor 781 Tahun2021. Semoga ada manfaatnya.



= Baca Juga =