Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Musikalisasi Puisi

MUSIKALISASI PUISI

Musikalisasi merupakan kegiatan mengekspresikan puisi dalam bentuk lagu. Dalam musikalisasi puisi terdapat dua kegiatan. Kegiatan yang pertama membacakan puisi diiringi musik tertentu. Kamu dapat menggunakan gitar atau piano untuk mengiringi pembacaan puisi. Kegiatan yang kedua mengubah puisi menjadi syair lagu. Kegiatan kedua ini sulit dilakukan jika kamu tidak memahami sotasi musik.

Lihat: Contoh Soal Tentang Musikalisasi Puisi Berbentuk Pilihan Ganda

Dalam melatih membawakan musikalisasi puisi, kamu perlu memahami sistem dalam suatu musik/lagu yang ditentukan oleh irama dengan parameter berikut:
  1. Nada (melodi) yaitu unsur terkecil dalam musik yang mempunyai jenis tinggi rendah.
  2.  Accord adalah rangkaian nada yang tersusun secara teratur dari sebuah tangga nada.
  3. Nada dasar (tangga nada) merupakan kerangka utama sebuah lagu.
  4. Durasi nada adalah suatu notasi pada nada sehingga bisa menggambarkan not atau nada tersebut dibaca panjang atau pendek atau dengan durasi yang lama atau sebentar.
  5. Ritme menyangkut ketukan detik yang teratur dan pola yang teratur.
  6. Syair dan lirik.
Adapun komponen yang harus diperhatikan dalam musikalisasi puisi sebagai berikut :
  1.  Penghayatan yaitu memahami dan merasakan  isi puisi yang akan dimusikalisasi.
  2. Vokal yaitu kejelasan ucapan, jeda, kelancaran, dan ketahanan.
  3. Penampilan yaitu menampilkan musikalisasi puisi dengan gerakan-gerakan yang wajar, tidak dibuat-buat, sesuai dengan penghayatan isi yang dibawakan.

Contoh puisi yang baik untuk dimusikalisasi puisi.

“Dalam Doaku”
(Karya: Sapardi Djoko Damono)

Dalam doaku subuh ini
kau menjelma langit yang semalaman tak memejamkan mata,
yang meluas hening siap menerima cahaya pertama,
yang melengkung hening karna kan menerima suara-suara.

Ketika matahari mengambang tenang di atas kepala
dalam doaku kau menjelma, pucuk-pucuk cemara, yang hijau senantiasa,
yang tak henti-hentinya, yang tak henti-hentinya
mengajukan pertanyaan muskil kepada angin yang mendesah entah dari mana.

Dalam doaku sore ini
kau menjelma seekor burung gereja
yang mengibas-ngibaskan bulunya dalam gerimis,
yang hinggap di ranting gugurkan bulu bunga jambu,
yang tiba-tiba gelisah dan terbang lalu hinggap di dahan mangga itu.

Magrib ini dalam doaku,
kau menjelma angin yang turun sangat perlahan...
dari nun di sana, berjijingkat di jalan kecil itu...
menyusup di celah-celah jendela dan pintu
dan menyentuh-nyentuhkan, pipi dan bibirnya, di rambut dahi dan bulu, bulu mataku.....

Dalam doa malamku,
kau menjelma denyut jantungku, menjelma denyut jantungku,
yang dengan sabar bersitahan terhadap rasa sakit yang entah ba....tasnya,
yang setia menyusut rahasi demi rahasia, yang tak putus-putusnya bernyanyi
bagi kehidupanku....

Aku mencintaimu
Itu sebabnya aku
Takkan pernah selesai mendoakan kes’lamatanmu...


Sumber: Buku Bahasa Indonesia IX, JP Books